Selasa, 09 Juni 2020

Pengalaman Swab Test Covid-19

Hi, guys!

Seperti yang sudah kita tau, pada awal Maret lalu untuk pertama kalinya di Indonesia ditemukan kasus warga yang positif terjangkit virus Covid-19 atau yang biasa kita sebut Corona. Seiring berjalannya waktu, lonjakan jumlah kasus pun tidak terelakkan. Kepanikan terjadi dimana-mana. Harga masker dan hand sanitizer meningkat tajam. Selain itu, masyarakat diharuskan belajar dan bekerja dari rumah. Social distancing juga diberlakukan. Per 9 Juni 2020 pada saat tulisan ini dibuat, tercatat ada 33.076 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, dengan rincian 1.923 kasus meninggal, 11.414 kasus sembuh, dan 19.739 kasus dalam perawatan (kemenkes.go.id). Pemerintah juga telah menggelar rapid test sejak Maret lalu dengan tujuan melakukan skrining atau penyaringan awal di beberapa wilayah.

Terkait rapid test, kegiatan ini sudah dilangsungkan di lingkungan rumah gue sejak pagi tadi. Hal ini diinisiasi oleh pengurus RW setempat dan dilaksanakan di depan Pos RW. Sebenarnya ada 2 jenis test yang tersedia, yaitu, rapid test dan swab test. Kedua test ini tidak berbayar alias gratis. :)) Berikut akan gue ceritakan pengalaman gue bersama adik sepupu gue mengikuti swab test:

Pertama, setibanya kita di lokasi pemeriksaan, kita langsung diarahkan ke meja pendaftaran. Nantinya ada petugas yang membantu dalam mengisi formulir. Formulir tersebut berisi data diri, riwayat perjalanan, dan riwayat penyakit. Dokumen yang diperlukan hanya KTP dan kontak keluarga berupa nomor telepon yang bisa dihubungi saja. Setelah formulir diisi, petugas menjelaskan tentang jenis test apa saja yang tersedia, bagaimana prosesnya, bagaimana keakuratan test, kisaran biaya yang diperlukan apabila melakukan test di rumah sakit, dll. Kemudian, peserta test ditanya ingin mengikuti rapid test atau swab test. Gue tentu saja pilih swab test karena akurasinya lebih tinggi dan harganya lebih mahal kalo test di luar. Hehe.





Kedua, kita diarahkan ke sesi berikutnya. Petugas pengambil sampel akan mengecek nomor spesimen dan meminta kita untuk mengecek ulang apakah nama yang sudah ditulis di cryotube (tabung kecil) sudah benar atau belum. Kalau sudah, kita lanjut ke tahap berikutnya yg kurang menyenangkan.


Ditahap ini, petugas akan memasukkan alat semacam cutton bud tetapi dengan ukuran jauh lebih panjang dan lebih tebal ke dalam nasofaring (belakang hidung) secara perlahan dan diputar-putar selama beberapa detik. Proses ini dilakukan di kedua lubang hidung. Rasanya sakit dan nggak nyaman. Walaupun masih bisa ditahan sih. Setelah alat ini dicabut keluar, air mata otomatis keluar.


Tahap terakhir, petugas menggunakan alat yg mirip tetapi dengan ukuran yang lebih besar lagi. Kita diminta untuk membuka mulut lebar-lebar dan alat ini dimasukkan sampai menyentuh pangkal tenggorokan selama beberapa detik. Proses ini nggak menimbulkan sakit sama sekali. Berbeda dengan yang di hidung. Setelah itu, kedua cutton bud ini dimasukkan ke dalam cryotube sesegera mungkin.


Selanjutnya, kita berdua diarahkan ke sterilisasi area. Nggak diapa-apain kok, cuma diminta cuci tangan. Dan voila! Selesai sudah proses swab test yang gue jalani. Hasil testnya baru akan keluar minggu depan. Mohon doanya semoga gue dan adik sepupu negatif Covid-19 ya. Kalau temen-temen lihat ada pelaksanaan rapid test di sekitar rumah, jangan ragu dan jangan sungan buat coba, ok? Semoga kita semua selalu sehat dan berada di dalam lindungan Allah.

Until next time, bye-bye!

Untuk Dimasku, Adik Laki-Lakiku

Hai, Adim... Sebelum lanjut membaca, tolong siapkan mental agar tidak merasa mual di tengah jalan ya. Kita memang tidak memiliki hubung...